.quickedit{ display:none; }
Kembali lagi ke atas

Sejarah penemuan Virus


Virus berasal dari bahasa latin yang berarti “racun” atau dapat diartikan suatu partikel penginfeksi (agen infeksius) yang mengandung molekul asam nukleat DNA dan RNA yang terbungkus dalam lapisan protein (kapsid) dan berukuran sangat kecil berkisar antara 20-200 nm (Salomon 2002:485).
Virus berbeda dengan bakteri dan organisme seluler yang lain. Virus terdiri dari salah satu asam nukleat (RNA atau DNA). Asam nukleat ini diselubungi oleh selubung protein. Selubung protein ini disebut kapsid. Virus memiliki sifat-sifat khas dan tidak merupakan jasad yang bisa berdiri sendiri. Untuk hidup dan perbanyakan dirinya memerlukan jasad hidup lainya. Asam nukleat virus mengandung bahan genetic untuk membentuk protein untuk membentuk selubung virus, disamping itu virus mempunyai enzim khusus yang dapat merusak dinding sel inang dan melakukan replikasi dalam inang. Kebanyakan virus (virus hewan) diselubungi membran pembungkus misalnya pada virus influenza dan virus herpes (Theresia, dkk 2008:75).

Menurut Campbell (2002:341-342) sejarah penemuan virus dimulai tahun 1883 oleh Adolf Mayer ilmuan Jerman yang meneliti penyebab pertumbuhan tembakau menjadi terhambat (kerdil) dan daunnya berwarna belang-belang. Penyakit mosaic menular ketika ia menyemprotkan ekstrak daun tembakau yang berpenyakit ke tanaman tembakau sehat dan menyimpulkan penyakit tersebut dikarenakan oleh bakteri yang sangat kecil dan tidak dapat dilihat dengan mikroskop. Artinya ada sesuatu yang dipindahkan dari tembakau yang sakit ke tembakau yang sehat yang merupakan agen penyakit dari binti-bintik kekuningan pada daun tembakau.




              Gambar:  Penyakit Bintik-bintik Kuning Daun Tembakau
Tahun 1892 kesimpulan Mayer diuji ilmuan Rusia Dimitri Ivanowsky dengan menyaring ekstrak tembakau berpenyakit dengan saringan yang dirancang agar bakteri tidak lolos (saringan keramik) dan diperoleh filtrate daun tembakau. Filtrat hasil penyaringan begitu disemprotkan ke tanaman tembakau yang sehat maka tanaman tersebut disebabkan oleh organisme berukuran lebih kecil dibanding bakteri, tetapi kesimpulan ini masih diragukan karena ia merasa ada kesalahan dalam penyaringan.
Tahun 1897 ilmuan Belanda Matius Beijerink melakukan pengamatan seperti Dimitri Ivanowsky dan berpendapat bahwa ada gen yang meninfeksi tanaman tembakau. Ia menyebut gen tersebut sebagai virus lolos saring (vilter able virus) karena agen tersebut bisa lolos dari saringan bakteri (saringan keramik) dan tidak dapat dilihat dengan mikroskop cahaya. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan kemudian nama virus lolos disingkat dengan virus.
Gambar 3.  Beberapa Langkah Percobaan yang Dilakukan oleh Martinus Bejerinck
Sumber : Bagod Sudjali,2007

Kecurigaan Beijerinck dapat dikonfirmasikan pada tahun 1935 setelah saintis Amerika Serikat Wendell Stanley berhasil megkristalkan partikel penginfeksi tersebut, kemudian dikenal dengan nama virus mosaic tembakau atau Tobacco Mosaik Virus.
Gambar: Tobacco Mozaic Virus

About this blog

Blog ini merupakan bentuk blog paket pembelajaran Biologi yang menyajikan materi pokok Virus, dimana sasaran pembuatan blog ini di peruntukkan untuk siswa kelas X semester 1 sebagai salah satu sumber belajar mandiri.